Tweet

Sponsor

Jumat, 17 Desember 2010

Jangan Bertengkar dengan pasangan lewat sms

HUBUNGAN suami-istri tidak melulu tentang keromantisan. Ada kalanya amarah mewarnai kehidupan. Dan seperti halnya kata-kata rayuan, banyak orang menyampaikan kemarahan kepada pasangan lewat SMS.
Anda perlu berhati-hati. Anggia Chrisanti Wiranto, konselor dan terapis di biro psikologi Westaria, Bandung, menyebutkan betapa rentannya SMS berisi kemarahan terhadap hubungan suami-istri.
“Karena bisa disimpan, dibaca berulang-ulang, atau jatuh ke pihak ketiga yang kelak ikut terprovokasi,” ujar Anggia.
Namun, Anggia menegaskan, masalah utama bukanlah SMS (atau pesan instan tertulis lainnya) yang hanya merupakan pemicu. Pasangan yang bertengkar lewat pesan tertulis, jauh di dalamnya sudah memiliki masalah.
“Sudah ada konflik, sudah bete, sudah kesal luar biasa. Wajar, ketika perasaan (emosi negatif) ini ada dalam diri, seseorang akan menjadi tidak peka. Sudah tidak ada lagi yang namanya memikirkan perasaan apakah lawan bicara akan suka atau tidak dengan cara ini. Ditambah sudah malas pula mendengar suaranya, berbasa-basi, atau menghargai. Padahal lawan bicara adalah seseorang yang sudah kita kenal (suami atau istri),” kata Anggia.
“Dan dengan SMS, pertengkaran cenderung efektif. Efektif untuk berujung pada konflik (rumah tangga) sungguhan. Tanpa mendengar suara, tanpa ada basa-basi, ditambah sinyal yang kadang putus-sambung, tanpa saling bertatap muka, sempurnalah,” imbuhnya.

Biasakan komunikasi efektif
Orang-orang sering berkata, suami dan istri idealnya menerapkan komunikasi yang baik. Tetapi dalam penerapannya, komunikasi tidak serta -- merta dibedakan dalam komunikasi baik dan tidak baik. “Karena pada kenyataannya, komunikasi yang baik (secara teori) belum tentu mencapai tujuan komunikasi itu sendiri,” kata Anggia.
“Komunikasi efektiflah yang harus dipilih. Yakni, menyampaikan sesuatu dengan cara tertentu, dalam waktu tertentu, dan menghasilkan tujuan yang diharapkan,” imbuhnya.
Kenapa harus dengan cara tertentu, karena pada dasarnya setiap orang punya karakter masing-masing yang memengaruhi bagaimana orang itu berkomunikasi. Kenapa dengan waktu tertentu, karena hampir tidak ada yang tahu kapan waktu yang baik untuk berkomunikasi.
“Sesuatu yang baik menurut kita, belum tentu sama bagi lawan bicara. Terkait kedua hal tersebut, komunikasi dengan SMS (atau YM dan BBM) bisa jadi efektif, bisa jadi tidak efektif,” papar Anggia.
Untuk mengetahui cara dan waktu yang tepat berkomunikasi dengan pasangan, seseorang harus mengetahui terlebih dulu karakter pasangannya.
“Kalau kita sudah tahu, sudah paham bagaimana lawan bicara, lalu kita berkomunikasi dengan mengikuti karakternya, maka akan efektif. Kalau pasangan memang senang berkomunikasi dengan SMS dan tidak akan salah paham membaca kemarahan kita, mengapa tidak?” tanya Anggia.
“Bisa jadi lawan bicara memang seorang yang tidak cukup mampu berbasa-basi (seperti pada komunikasi langsung) atau karena keterbatasan waktu (kesibukan pekerjaan), dan lain-lain.”
Kecuali jika pasangan Anda bukanlah tipe yang cocok untuk komunikasi tidak langsung atau Anda sulit mengetahui keinginannya seperti apa, pilihan terbaik tetaplah berbicara dari hati ke hati dan bertatap muka.
“Mulai munculkan niat baik untuk menyelesaikan masalah. Sampaikan lebih dulu kepada pasangan bahwa Anda ingin bertemu, ingin bicara langsung, di tempat yang baik, dan dengan cara yang baik. Saling bertemulah. Karena apa pun dan bagaimana pun penyelesaian masalahnya, tetap akan lebih baik kalau bertemu langsung,” pungkas Anggia.
Jadi, coba mulai ketik pesan di ponsel Anda, “Sayang, aku ingin bertemu”. Begitu!

By ZULFIANTO with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

BSI Online Radio

Server Status : Stream status